SAW

Selasa, 24 April 2012


Jika ditanya apa film favorit saya jawabannya adalah serial film tersadis, penuh adegan berdarah, sangat agresif dan sangat tidak manusiawi, namun saya menyukai film ini. Saya bukan orang yang menyukai perilaku agresif dan berperilaku namun saya selalu tertarik mengenai hal-hal yang berbau agresivitas. Berikut akan saya coba berikan review singkat mengenai serial film ini.
SAW yang dalam arti bahasa inggris berarti memotong/mencabik akhirnya diangkat menjadi sebuah judul serial film tersadis yang pernah ada. Sampai sejauh ini serial SAW telah sampai serial ketujuh. Inti dari film ini adalah permainan kematian yang dilakukan oleh seorang yang diduga mengalami kelainan secara psikologis, dimana seseorang akan dihadapkan pada sebuah ujian untuk bisa tetap hidup. Namun, ujian yang diberikan sangatlah berat dan hampir mustahil untuk hidup. Seorang korban harus memotong salah satu bagian tubuhnya, membunuh orang lain, merobek bagian tubuh dan mengalami kesakitan yang sangat hebat untuk bisa lolos dari permainan kematian ini. Hampir semua korban yang memainkan permainan kematian ini akan mati, karena selain harus menahan rasa sakit yang sangat hebat, mereka juga harus berpacu dengan waktu agar bisa lepas dari ujian tersebut.
Dari film ini kita bisa melihat bagaimana hipotesis Dollard & Miller atas teori agresi klasiknya bekerja (teori frustasi-agresi). Dollar & Miller meyatakan bahwa perilaku agresif umumnya disebabkan oleh perilaku agresif (Sarwono, 2002). Di film ini kita bisa melihat pelaku dari permainan kematian ini (dipanggil Jigsaw) melakukan perilaku agresif karena rasa frustasi yang ia alami yaitu kematian istri karena kasus perampokan, dikhianati rekan bisnis sehingga mengakibatkan ia melakukan agresi, yaitu agresi fisik aktif tidak langsung. Teori psikoanalisa juga bisa dilihat disini, dimana Jigsaw kecil adalah anak terlantar yang dibuang oleh orang tuanya sehingga mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Setiap korban yang dipilih Jigsaw untuk menjalani ujian adalah mereka yang bermasalah dengan masa lalunya, seperti 2 orang rentenir yang sangat tega dalam menagih hutang dan memberikan bunga yang sangat tinggi sehingga diibaratkan seperti memakan daging orang lain, mereka dihadapkan dengan ujian dimana mereka akan diminta untuk menyumbangkan bagian tubuh mereka (dipotong) dalam suatu waktu tertentu, dan siapa diantara mereka yang paling banyak menyumbangkan bagian tubuh akan lolos dari ujian dan yang kalah akan ditembak oleh senapan otomatis. Kejam, sadis, , berdarah, tidak manusiawi memang ciri khas utama dari film ini, namun ada hal positif yang bisa kita ambil, bahwa segala sesuatu perbuatan tidak baik yang kita lakukan akan mendapatkan balasan yang setimpal, mungkin langsung di dunia seperti yang diceritakan dalam film SAW atau bahkan balasan di dunia lain kelak.

Teknik Psikoanalisa dalam Psikoterapi

Selasa, 03 April 2012

Di saat seperti ini, dimana tingkat stressor (penyebab stres) cukup mudah dan banyak ditemui khususnya di daerah perkotaan, sehingga banyak individu yang mengalami stress dan gangguan psikologis lainnya. Banyak cara dilakukan untuk mengurangi masalah ini salah satunya dengan psikoterapi.
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.
Salah satu teknik yang digunakan dalam psikoterapi ini adalah Psikoanalisis. Psikoanalisa sendiri dipelopori oleh tokoh psikologi yang terkenal yaitu Sigmund Freud. Seperti konsep psikoanalisa Sigmund Freud, terapi dengan metode ini juga mempunyai konsep yang didasari oleh struktur kepribadian dasar manusia yaitu id, ego, dan super ego. Metode ini sendiri merupakan upaya perawatan terhadap perilaku abnormal atau gangguan dengan cara mengidentifikasikan penyebab-penyebab ‘tak sadar’ dari perilaku atau gangguan yang terjadi. Teknik analisa ini lebih menekankan pada analisis yang mendalam pada masa lalu seseorang.
Tujuan konseling adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.
Adapun teknik – teknik terapi yang digunakan dalam konseling antara lain:
1.      Asosiasi bebas
Adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu & pelepasan emosi yg berkaitan dg situasi traumatik di masa lalu. Asosiasi bebas dilakukan dengan pembicaraan antara analisis dengan klien, analisis membiarkan pasien mengatakan apapun juga. Arah pembicaraan tidak ditentukan terlebih dahulu. Psikoanalisis menyakini bahwa segala ekspresi individu, termasuk kata-kata yang diucapkannya, bukanlah kebetulan. Kemudian sedikit demi sedikit arah pembicaraan klien akan menuju ke permasalahannya dan fungsi konselor disini yang mengarahkan apabila klien sudah sadar akan masalah yang ia hadapi.
2.      Analisis mimpi
Prosedur untuk menguungkap masalah yang tidak disadari klien dan membantu klien menemukan titik balik atas masalah yang belum terpecahkan. Ketika tidur, kontrol kesadaran menurutn dan mimpi adalah ungkapan isi – isi yang tak sadar karena turunnya kontrol kesadaran diri
3.      Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
4.      Transferensi
Proses analisis dan penangan hubungan transference dianggap sebagai komponen penting dalam dalam psikoanalisis. Freud percaya bahwa hubungan transference memberikan alat untuk menghidupkan kembali konflik-konflik dengan orang tua pada masa kecil. Klien dapat bereaksi kepada analisis dengan marah, cinta atau cemburu yang sama dengan yang mereka rasakan terhadap orang tua mereka. Pengungkapan isi-isi ketidaksadaran yang tersimpan sejak anak-anak, dengan memakai terapis sebagai medianya.
5.      Analisis Resistensi
Resistensi adalah mekanisme pertahanan klien, dan analisis akan mengungkap unsur yang penting dari masalah yang ingin disembunyikan klien. Konselor akan membantu klien untuk sadar atas alas an timbulnya resistensi tersebut.
Sumber