Jika ditanya apa film favorit
saya jawabannya adalah serial film tersadis, penuh adegan berdarah, sangat
agresif dan sangat tidak manusiawi, namun saya menyukai film ini. Saya bukan
orang yang menyukai perilaku agresif dan berperilaku namun saya selalu tertarik
mengenai hal-hal yang berbau agresivitas. Berikut akan saya coba berikan review
singkat mengenai serial film ini.
SAW yang dalam arti bahasa
inggris berarti memotong/mencabik akhirnya diangkat menjadi sebuah judul serial
film tersadis yang pernah ada. Sampai sejauh ini serial SAW telah sampai serial
ketujuh. Inti dari film ini adalah permainan kematian yang dilakukan oleh
seorang yang diduga mengalami kelainan secara psikologis, dimana seseorang akan
dihadapkan pada sebuah ujian untuk bisa tetap hidup. Namun, ujian yang
diberikan sangatlah berat dan hampir mustahil untuk hidup. Seorang korban harus
memotong salah satu bagian tubuhnya, membunuh orang lain, merobek bagian tubuh dan
mengalami kesakitan yang sangat hebat untuk bisa lolos dari permainan kematian
ini. Hampir semua korban yang memainkan permainan kematian ini akan mati,
karena selain harus menahan rasa sakit yang sangat hebat, mereka juga harus
berpacu dengan waktu agar bisa lepas dari ujian tersebut.
Dari film ini kita bisa
melihat bagaimana hipotesis Dollard & Miller atas teori agresi klasiknya
bekerja (teori frustasi-agresi). Dollar & Miller meyatakan bahwa perilaku
agresif umumnya disebabkan oleh perilaku agresif (Sarwono, 2002). Di film ini
kita bisa melihat pelaku dari permainan kematian ini (dipanggil Jigsaw) melakukan perilaku agresif
karena rasa frustasi yang ia alami yaitu kematian istri karena kasus
perampokan, dikhianati rekan bisnis sehingga mengakibatkan ia melakukan agresi,
yaitu agresi fisik aktif tidak langsung. Teori psikoanalisa juga bisa dilihat
disini, dimana Jigsaw kecil adalah
anak terlantar yang dibuang oleh orang tuanya sehingga mengalami gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Setiap korban yang dipilih Jigsaw untuk menjalani ujian adalah
mereka yang bermasalah dengan masa lalunya, seperti 2 orang rentenir yang
sangat tega dalam menagih hutang dan memberikan bunga yang sangat tinggi sehingga
diibaratkan seperti memakan daging orang lain, mereka dihadapkan dengan ujian
dimana mereka akan diminta untuk menyumbangkan bagian tubuh mereka (dipotong)
dalam suatu waktu tertentu, dan siapa diantara mereka yang paling banyak
menyumbangkan bagian tubuh akan lolos dari ujian dan yang kalah akan ditembak
oleh senapan otomatis. Kejam, sadis, , berdarah, tidak manusiawi memang ciri
khas utama dari film ini, namun ada hal positif yang bisa kita ambil, bahwa
segala sesuatu perbuatan tidak baik yang kita lakukan akan mendapatkan balasan
yang setimpal, mungkin langsung di dunia seperti yang diceritakan dalam film
SAW atau bahkan balasan di dunia lain kelak.
0 komentar:
Posting Komentar